);

How do you feel about me?

Pada akhirnya suatu hari aku harus menanyakan pertanyaan ini. Untuk hari ini biarlah kusimpan dulu untuk diri sendiri. Aku belum terlalu yakin akan suka dengan jawabanmu nanti.

But really, how do you feel about me?

Seperti apa desir darahmu ketika dengan sengaja, aku membiarkanmu menangkapku basah sedang curi-curi memandangmu lama? Aku ingin tau seperti apa kesimpulanmu tentangku hari ini setelah kuceritakan nyaris semuanya petang bergerimis waktu itu.

How do you feel about me?

Pada akhirnya kau harus menjawab pertanyaan ini suatu hari. Aku perlu tau, seperti apa suaraku terdengar olehmu setelah dengan sengaja kubuat kau menyimpulkan sesuatu.

How do you feel about me?

Pada akhirnya, entah kau atau aku akan menanyakan hal ini lebih dulu. Jika giliran pertama jatuh ke tanganku, harusnya aku sudah tau jawabanmu sejak kali pertama aku mulai mengerti bahwa kita ini hanya sedang benar-benar dicekat oleh kelu.

How do you feel about me?

Sebelum kau terburu-buru mendahuluiku menanyakan hal ini. Biar kujawab dengan beberapa kalimat ini; Kau adalah jendela bagiku, kau cerita meja makan kesukaanku, kau adalah alasanku membenci hari Sabtu, kau adalah caraku mendengar empat huruf dalam namaku dieja satu persatu, dan kau adalah ujung pena yang paling sering aku pakai untuk menuliskan sesuatu.

And that’s how I feel about you. How do you feel about me?